Malam yg Panjang
Malam ini begitu panjang
Duduk hangat sambil menyeruput kopi hasil racikan sendiri
Majelis iman yang benar² membawaku untuk banyak bermuhasabah
Mereka hadir ..
Tadi sewaktu berjalan dari lantai 2 abu Hurairah menuju masjid
Suara yang tak asing kudengar memanggil
"Ustaz Rois ... Kaefa"
"Pimen (Firman) ?" dalam gumamku, sesaat sejenak menoleh ke belakang eh ternyata betul
Suara ini begitu ku kenal,
Suara yang hampir tiap waktu shalat memanggilku ketika masih tinggal di kamar ketua Dema
"Ustaz Rois, Yalla ..." Panggilnya sambil berjalan menuju lantai dasar untuk ke masjid ..
Ketika telah sampai di lantai dasar, secara kebetulan ust Dwi keluar dari markaz keasramaan bergegas menuju masjid
Terlihat beliau merapikan kera jaket yang kayaknya agak kusut terlipat ke belakang
Spontan membuat pimen tertawa ..
Hehe baju dan kopiah yang kukenakan semuanya sama dengan ust Dwi
Tak heran, diwaktu korona kemarin memang beli barangnya selalu barengan
Jadi banyak yg kembar
Tapi tak mengapa
Anggap biasa saja
Akhir2 ini mereka adalah objek yang paling penting untuk digali
Digali ilmu dan pengalamannya
Beristifadah, mengambil manfaat sebanyak2nya sebelum kami betul2 dipisahkan dengan jarak
Semuanya karena dakwah
Dan semuanya tentu karena Allah
Bahkan pertemuan ku ini tak pernah terbesit dalam benak bahwa ia akan terjadi.
Kuberitahu bahwa bertemu dan mengenal mereka adalah sesuatu yg berharga
Bukan cuman mereka berdua, semua teman2 disini sama halnya ..
Malam ini kita duduk santai
Bertiga ..
Dengan niat ingin banyak mendengar dari mereka
Diskusi imaniyahpun dimulai
Lantai 5 sakan zaid (sakan Qatar) siap menjadi saksi
Mulai dari topik satu beralih ke topik selanjutnya
Sampai tak terasa alarm jam tangan berbunyi dan menunjukkan pukul 12 malam ..
Ternyata makin malam makin hangat
Ditambah beberapa personil yang ikut menambah hangatnya suasana malam ini
Faqih (beliau mantan wakil ketua asrama) , naufal (asal bombana) dan Mas fakhri (si penulis yang handal namun sayang karyanya tidak dibukukan)
Sepertinya akan tembus pagi ...
Ada satu hal yang paling ku perhatikan diakhir2 waktu ini
Hal tersebut adalah tutur kata
Berusaha tuk kurekam
Lembutnya tutur kata menunjukkan ketawadhuan yang mendalam
Ust Dwi asli berau Kalimantan, kelembutan gaya bicaranya tidak perlu diragukan
Pernah suatu waktu beliau menelpon keluarganya dan tepat disampingnya saya menyimak
Bukan isi pembicaraannya
Tapi tutur katanya
Orangtuanya telah berhasil mendidiknya
Terdengar nyaman dan begitu santun ..
Beliau juga seorang yg pemberani
Mengemban amanah sebagai ketua asrama Jangan dipandang mudah
Tapi dia bisa melaluinya
Dengan pertolongan Allah tentunya
Narasumber kita malam ini yg juga banyak memberikan faidah adalah ust pimen
Begitulah para ikhwa memanggil
Nama aslinya adalah firman
Beliau asli kendari merantau ke Makassar untuk tujuan mulia
Ilmu
Ilmu agama
Tak heran ketika beliau menceritakan perjuangan beliau sampai ke mahad ini sejalan dengan keseriusan beliau dalam menuntut ilmu dan menyesuaikan lingkungan sekitar
Saya kagum dan terkesima
Belum saya temukan orang seperti ini sebelumnya
Saya harus sadar dan akui bahwa beliau nampaknya belum pernah saya lihat marah
Sosok pribadi yang santai tapi tidak ceroboh
Selalu bersemangat dengan perkara dakwah apalagi yang menyangkut soal agama
Yang ketiganya pun sama,
Mereka punya kelebihannya masing²
Pemuda sederhana yg memilih jalan terjal sesaat untuk sebuah kemuliaan yang berkepanjangan
Ada kaidah penting yang harus dipahami dalam pertemanan sahabat
Bahwa pertemuan itu selalu membersamai perpisahan
Itu yang selalu memenuhi otakku akhir2 ini
Dipisahkan pada saat hangatnya ukhuwah
Dipisahkan pada saat kita paham rasanya bersama
Tapi semua itu adalah sunnatullah
Akan berjalan sesuai dengan takdirnya
Bahwa yg datang pasti akan pergi
Karena pertemanan yang sejati tak harus selalu membersamai
Bersama mereka2 saya sadar
Selama ini saya berjuang tak seorang diri
Sedih dan susah yang dirasakan ternyata sudah pernah mereka kecap
Bahkan terkadang lebih hebat dari apa yang dialami
Berjuang bersama ternyata lebih berarti..
Malam ternyata sudah larut
Sudah cukup untuk membuat kita tersadar akan tujuan hidup kita di dunia ini
Majelis ini sungguh begitu hangat
Sehangat kopi yang diaduk bercampur susu,
Semoga ketika kita menutup mata
Allah Persiapkan hal2 indah yang akan kita saksikan esoknya
Dan apa2 yang belum selesai kita lakukan
Akan kita lanjutkan
Sekeras apapun itu ...
_______________________
Makassar | Fiqh Mushab




Komentar
Posting Komentar